Mudahnya matematika

Mudahnya matematika mudah bukan ? Silahkan di coba.

Minggu, 09 Oktober 2011

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERPENDEKATAN TEMATIK BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH TERBUKA PADA SEKOLAH DASAR DI PROVINSI BALI


ISSN 1979-7109
Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan
Volume 2, Nomor 2, Agustus 2008

JPPP

Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha
Jalan Udayana 12C Singaraja, Telp. (0362)22928, Fax. (0362)22928
lemlitundiksha@yahoo.com
ISSN 1979-7109
JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
(JPPP)
LEMBAGA PENELITIAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Penerbit
Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha
Pembina
Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd (Rektor Undiksha)
Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si (PR I Undiksha)
Pemimpin Redaksi
Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M. Si.
(Ketua Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha)
Wakil Pemimpin Redaksi
Drs. I Nyoman Seloka Sudiara, M. Pd.
(Sekretaris Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha)
Dewan Redaksi
Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng, M.Pd (UM)
Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, M.S (Unud)
Dr. Ir. Dwi Sulisworo, M.Si (UAD)
Drs. I Wayan Muderawan, M. Si., Ph. D. (Undiksha)
Dr. I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si (Undiksha)
Dr. Ni Nyoman Padmadewi, M.A (Undiksha)
Dr. Wayan Sukra Warpala, M. Sc. (Undiksha)
Dr. I Nengah Suandi, M. Hum. (Undiksha)
Dr. Sukadi. M. Pd., M. Ed. (Undiksha)
Dr. I Wayan Suastra, M. Pd. (Undiksha)
Dra. Luh Putu Sendratari, M. Hum. (Undiksha)
Ketut Yoda, S. Pd., M. Or. (Undiksha)
Bendaharawan
Dra. Ni Ketut Wirati
Tata Usaha & Sirkulasi
Ida Bagus Astiyasa
Ketut Sempidi
I Ketut Iwan Krisna, S. E.
Alamat Redaksi
Jl. Udayana 12C, 81116, Singaraja
Telepon (0362)22928, Fax. (0362)22928
E-mail: lemlitundiksha@yahoo.com




Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                      ISSN 1979-7109

WACANA

Pembaca yang budiman, penerbitan JPPP oleh Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha kali ini merupakan penerbitan yang keempat. Kehadiran JPPP ini diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja Lembaga Penelitian, khususnya dalam upaya menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi hasil penelitian melalui publikasi ilmiah secara berkala. Penerbitan JPPP dilaksanakan tiga kali setahun, yaitu April, Agustus, dan Desember.

Pada penerbitan keempat ini, ditampilkan tujuh artikel dengan judul-judul artikel dan penulisnya adalah sebagai berikut. (1) Analisis Perangkat Pembelajaran Pengetahuan Sosial SD Berorientasi pada Keterampilan Proses dan Komunikasi Sosial (Penulis Gede Inten Krisnawa dan I Wayan Cipta). Implikasi penelitian, bahwa buku siswa dan guru perlu mengacu pada aplikasi model keterampilan proses dan komunikasi sosial. (2) Pemberian Tugas dan Asesmen Otentik Terintegrasi dengan Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Statistika (Penulis I Nengah Kariasa dan I Putu Budi Adnyana). Implikasi penelitian, bahwa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran statistik bagi mahasiswa dapat dilakukan dengan pemberian tugas dan asesmen otentik yang diintegrasikan dalam pembelajaran kooperatif. (3) Penyusunan Kamus Bahasa Bali-Indonesia untuk Siswa Sekolah Menengah (Penulis I Gede Nurjaya). Implikasi penelitian, bahwa kamus ini bermanfaat tidak hanya untuk bahasa Bali-Indonesia tetapi juga penyusunann kamus-kamus bahasa daerah lainnya yang memiliki karakteristik yang hampir sama. (4) Analisis Kebutuhan Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berpendekatan Tematik Berorientasi Pemecahan Masalah Terbuka pada SD di Provinsi Bali (Penulis Nyoman Parwati). Implikasi penelitian, bahwa pengembangan model pembelajaran matematika berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka perlu dilakukan. (5) Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Ergonomi Total untuk Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SD 1 Sangsit (Penulis I Nyoman Wijana). Implikasi penelitian, bahwa pendekatan ergonomin total perlu diintegrasikan dalam pembelajaran sains untuk menjaga kesehatan peserta didik. (6) Aplikasi Konsep-Konsep Biologi melalui Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa SMA Laboratorium Undiksha (Penulis I Ketut Artawan, I Gusti Agung Nyoman Setyawan, Ni Wayan Manik Hermawati, dan Ni Ketut Dani). Implikasi penelitian, bahwa penerapan pembelajaran berbasis masalah perlu mengintegrasikan konsep-konsep biologi secara aplikatif. (7) Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dalam Seting Kooperatif STAD terhadap Keterampilan Berpikir pada  






JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                          iii
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                      ISSN 1979-7109  


Pembelajaran IPA SD (Penulis I Wayan Sukra Warpala). Implikasi penelitian, bahwa untuk meningkatkan keterampilan berpikir dasar dan kritis

Sains siswa dapat dilakukan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual.
Demikian wacana ini dikemukakan untuk dapat digunakan sebagai bahan renungan ilmiah bagi para pembaca yang budiman. Selamat membaca.





































JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                          iv
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                      ISSN 1979-7109

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (JPPP)
Volume 2, Nomor 2, Agustus 2008
DAFTAR ISI

iii
Wacana
v
Daftar Isi
87-101
Analisis Perangkat Pembelajaran Pengetahuan Sosial SD Berorientasi pada Keterampilan Proses dan Komunikasi Sosial
Oleh Gede Inten Krisnawa Jurusan PPKn dan I Wayan Cipta, Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha
102-115
Pemberian Tugas dan Asesmen Otentik Terintegrasi dengan Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Statistika
Oleh I Nengah Kariasa dan I Putu Budi Adnyana Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Undiksha
116-129
Penyusunan Kamus Bahasa Bali-Indonesia untuk Siswa Sekolah Menengah Oleh I Gede Nurjaya, Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia FBS Undiksha
130-142
Analisis Kebutuhan Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berpendekatan Tematik Berorientasi Pemecahan Masalah Terbuka pada SD di Provinsi
Oleh Ni Nyoman Parwati, Jurusan Pendidikan matemática FMIPA Undiksha
143-158
Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Ergonomi Total untuk Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal dan Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SD 1 Sangsit
Oleh I Nyoman Wijana, Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Undiksha
159-174
Aplikasi Konsep-Konsep Biologi melalui Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa SMA Laboratorium Undiksha
Oleh I Ketut Artawan dan I Gusti Agung Nyoman Setyawan, Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Undiksha, Ni Wayan Manik Hermawati dan Ni Ketut Dani, SMA Lab Undiksha
175-190
Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dalam Seting Kooperatif STAD terhadap Keterampilan Berpikir pada Pembelajaran IPA SD
Oleh I Wayan Sukra Warpala, Jurusan Pendidika Biologi FMIPA Undiksha




JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                          V
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                          2(2), 130-142

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERPENDEKATAN TEMATIK BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH TERBUKA PADA SEKOLAH DASAR
DI PROVINSI BALI

 

Ni Nyoman Parwati

Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Undiksha

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji pendekatan tematik dalam pembelajaran matematika dan karakteristik masalah terbuka, (2) mengkaji model pembelajaran berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah terbuka dan implementasinya, (3) menggali pendapat pakar/calon pengguna model. Langkah-langkah penelitian adalah (a) studi pustaka, (b) studi komparasi, (c) survei lapangan, (d) kegiatan laboratory work, dan (e) validasi pakar. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa (1) 97% responden menjawab, siswa aktif dalam pembelajaran matematika, (2) 89% menjawab, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah non rutin, (3) 86% menjawab, siswa belum mampu berpikir kritis, kreatif, dan produktif, (4) 97% pembelajaran guru cenderung menekankan pada keterampilan berhitung, (5) 61% guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan permasalahan sehari-hari yang sesuai dengan materi matematika, (6) 97% guru cenderung menggunakan tes objektif dengan satu jawaban benar, (7) siswa belum memiliki strategi penyelesaian soal non-rutin/terbuka. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pengembangan model pembelajaran matematika berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka perlu dilakukan.

Kata-kata kunci: model pembelajaran; tematik; masalah terbuka;
berpikir


Abstract


The purposes of this research are (1) examining thematic approach in mathematics learning and open-ended problem characteristics, (2) analyzing thematic learning models with mathematics open-ended






JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                       130
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                               2(2), 130-142

problem and their implementation, (3) gathering expert and user opinions on the developed model. The research steps were as folows (a) literature study, (b) comparative study, (c) field survey, (d) laboratory work, and (e) expert validation. The result of the study shows that (1) 97% of responders answered that their students actively involved in mathematic classroom, (2) 89% of respondens answered that their students undergo difficulties in solving non routine mathematical problem, (3) 86% of responders answered that their students had not been able to think critically, creatively, and productively, (4) 97% of all teachers stress on counting and algorithmic skill while teaching, (5) 61% of all teachers undergo difficulties in developing theme/daily problem that match to the concept of mathematics, (6) 97% of all the teachers gave closed mathematics problems with one correct answer, (7) almost of students no have strategy in problem solving, especially, for non routine/open-ended problem. Based on the result of the field study, it is urgent to develop a mathematics learning model using thematic approach with open-ended problem orientation which is match to the current elementary school curriculum.

Key words: learning model; thematic; masalah terbuka; berpikir

Pendahuluan
Mengembangkan kompetensi berpikir kritis, kreatif dan produktif di kalangan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam era persaingan global ini, karena tingkat kompleksitas permasalahan dalam segala aspek kehidupan modern ini semakin tinggi. Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan produktif tergolong kompetensi tingkat tinggi (high order competencies) dan dapat dipandang sebagai kelanjutan dari kompetensi dasar (biasa disebut dengan basic skills dalam pembelajaran matematika). Basic skills dalam pembelajaran matematika biasanya dibentuk melalui aktivitas yang bersifat konvergen. Aktivitas ini umumnya cenderung berupa latihan-latihan matematika yang bersifat algoritmik, mekanistik dan rutin. Namun kompetensi berpikir kritis, kreatif dan produktif bersifat divergen dan menuntut aktivitas investigasi masalah matematika dari berbagai perspektif. Dalam hal ini pemecaham masalah matematika tidak semata-mata bertujuan untuk mencari sebuah jawaban yang benar, tetapi bertujuan bagaimana mengkonstruksi segala kemungkinan pemecahannya yang reasonable dan viabel.
Dalam kenyataannya pembelajaran matematika di Indonesia, bahkan di banyak negara masih didominasi oleh aktivitas latihan-latihan untuk






JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                       131
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                          2(2), 130-142

pencapaian mathematical basics skills semata. Hal ini berakibat pada rendahnya prestasi dan minat belajar matematika siswa. Tak sulit menemu-kan data statistik tentang rendahnya prestasi belajar matematika siswa. Walaupun hal ini tidak sepenuhnya salah, dalam era persaingan bebas ini pembelajaran matematika yang bertumpu pada pencapaian basic skills tidak memadai. Dengan demikian pembelajaran matematika, kini dan di masa datang tidak boleh berhenti hanya pada pencapaian basic skills, tetapi sebaliknya harus dirancang untuk mencapai kompetensi matematis tingkat tinggi (high order competencies).
Perspektif baru ini merupakan tantangan yang harus dijadikan pegangan dalam pembelajaran matematika, model pembelajaran harus mampu memberikan ruang seluas-luasnya bagi peserta didik dalam membangun pengetahuan, dan pengalaman mulai dari basic skills sampai tingkat tinggi. Perspektif baru ini juga memerlukan reorientasi dalam aktivitas pemecahan masalah matematika. Tujuan pemecahan masalah matematika bukan semata-mata terfokus pada menemukan satu jawaban yang benar (to find a correct solution), tetapi bagaimana mengkonstruksi segala kemungkinan jawaban yang reasonable, beserta segala kemungkinan prosedur dan argumentasinya, kenapa jawaban tersebut masuk akal (how to construct and to defend various reasonable solutions and its respective procedures). Kemampuan matematis seperti ini sangat relevan, mengingat masalah dunia nyata umumnya tidak sederhana dan konvergen, tetapi kompleks dan divergen, bahkan tak terduga. Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan produktif sangat penting dalam menganalisa, mensintesa dan mengevaluasi segala argumen untuk mampu membuat keputusan yang rasional dan bertanggung jawab. Peserta didik hendaknya diarahkan untuk mencapai kompetensi tingkat tinggi ini melalui aktivitas-aktivitas pembelajaran yang bervariasi, tematik kontekstual dan terbuka. Model pembelajaran berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka yang dikembangkan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi tersebut. Pendekatan tematik akan memberi kesempatan kepada siswa untuk secara mendalam mengkaji topik-topik matematika yang dikemas secara menarik dan kontekstual, sedangkan pemecahan masalah matematika terbuka akan memberikan siswa kesempatan untuk melakukan investigasi masalah matematika secara men-dalam, sehingga dapat mengkonstruksi segala kemungkinan pemecahannya secara kritis, kreatif, divergen, dan produktif.









JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                       132
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                               2(2), 130-142

Metode
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan pendidikan yang akan dilaksanakan selama 3 tahun, dengan tahapan-tahapan kerja penelitian meliputi (a) analisis kebutuhan/persyaratan, (b) pengembangan prototipe pembelajaran beserta perangkatnya, dan (c) ujicoba dan diseminasi prototipe pembelajaran beserta perangkatnya. Pada tahun pertama, kegiatan penelitian yang dilakukan adalah: (1) Analisis Need Assessment (2) Studi pustaka (3) Studi komparasi (4) Expert Judgment (5) Penyempurnaan. Sebagai sampel penelitian diambil 3 kabupaten yang ada di propinsi Bali yang dipilih secara purposif dengan kriteria perkembangan daerah. Daerah maju diwakili oleh Kodya Denpasar, daerah sedang diwakili oleh kabupaten Buleleng, dan kabupaten Karangasem mewakili daerah belum berkembang.
Prosedur Kerja Penelitian tahun pertama, berdasarkan tujuan, jenis kegiatan, metode, tempat beserta produknya disajikan pada Tabel 01.

Tabel 01
Analisis Kebutuhan, Persiapan Design Model dan Perangkat Pembelajaran
KEGI-ATAN
TUJUAN KHUSUS
METODE
TEMPAT
HASIL
•Analisis Need Assessment
•Menggali pendapat calon pengguna Model pembelajaran dan perangkatnya
Focus group
•Wawancara terbuka
•Kodya Denpasar
• Buleleng
•Karangasem
•Deskripsi tentang perspektif penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan tematik berorientasi peme-cahan masalah matematika terbuka
•Studi pustaka
Ø Mengkaji pendekatan tematik dalam pembelajaran matematika
Ø Mengkaji karakteristik masalah matematika terbuka
Ø menyusun bank tema dan masalah matematika
•Studi Pustaka
•Studi doku-men dan pela-cakan pada berbagai sumber pus-taka di Indonesia, dan di luar negeri melalui
•Draf kajian ilmiah pendekatan tematik dalam pembelajaran matematika, karakteristik masalah-masalah matematika, baik yang tertutup maupun terbuka
•Draf bank masalah matematika dengan pendekatan tematik untuk siswa SD.

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                       133
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                                 2(2), 130-142


terbuka, dan
Ø menyusun indikator-indikator kemampuan berpikir kritis, kreatif dan produktif


·   jari-ngan internet
•indikator-indikator kemampuan berpikir kritis, kreatif dan produktif
•Studi komparasi
•Mengkaji model pembelajaran tematik berorientasi pemecahan masalah dan implementasinya di berbagai negara
· Studi dokumenasi
· Pelacakan berbagai sumber pustaka
•Draf Model pembelajaran matematika dengan pendekatan tematik berorietasi peme-cahan masalah matematika terbuka
Expert Judg
Ment
•Menganalisis data hasil studi pustaka, studi komparasi, dan survai lapangan
Panel group discussion
•Singaraja
•Ringkasan perbaikan dan saran
•Penyempurnaan
•Melakukan perbaikan terhadap draf model pembelajaran matematika dengan pendekatan tematik berorietasi pemecahan masalah matematika terbuka
Laboratoy work
•Singaraja
•Draf Model dan dan contoh pembelajaran berpende-katan tematik berorientasi pemecahan masalah terbuka, yang siap digunakan untuk mendesign prototipe Model pembelajaran dan perangkat-nya di tahun kedua
Hasil
Hasil Studi Lapangan tentang Karakteristik siswa
Berdasarkan hasil survey lapangan dapat disimpulkan bahwa: (1) 97% siswa aktif dalam pembelajaran matematika di kelas, (2) 89% siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah-masalah yang sifatnya non rutin, (3) 97% siswa lebih tertarik belajar matematika apabila materi matematika disajikan dalam bentuk tema-tema (dikaitkan dengan perma-salahan sehari-hari), (4) 86% siswa belum mampu berpikir kritis, kreatif, dan produktif dalam memecahkan masalah matematika.

Hasil Studi Lapangan tentang Kompetensi Guru

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                       134
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                               2(2), 130-142  

Berdasarkan hasil survey lapangan diketahui bahwa, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagian besar guru (97%) menjelaskan konsep matematika dengan menekankan pada pentingnya keterampilan berhitung, langkah-langkah algoritmik, dan rumus-rumus matematika. Sebagian besar guru (97%) menjelaskan konsep matematika berdasarkan tema-tema yang ada dalam silabus, 72% guru-guru memberikan latihan soal matematika yang mempunyai satu jawaban benar, dan 61% guru-guru kesulitan mengembangkan tema-tema yang ada dalam silabus atau kesulitan dalam menemukan permasalahan sehari-hari yang sesuai dengan materi matematika yang diajarkan.

Hasil Studi Lapangan tentang Kharakteristik Soal/Masalah
Matematika
Berdasarkan hasil survey lapangan diketahui bahwa: dalam melak-sanakan pembelajaran: 78% guru menggunakan contoh-contoh soal yang ada dibuku untuk dibahas, 97% memberikan soal ulangan yang mirip dengan contoh-contoh soal yang dibahas, 97% memberikan soal-soal yang memiliki sebuah jawaban yang pasti, 94% guru menyatakan bahwa soal-soal yang diberikan guru dapat dijawab oleh siswa seperti yang dicontohkan, dan 56% guru-guru memberikan soal-soal yang mempunyai jawaban benar lebih dari satu.

Hasil Studi Lapangan tentang Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil survey lapangan diketahui bahwa: 42% guru-guru kesulitan mendapatkan buku yang sesuai dengan kurikulum matematika yang berlaku, semua guru menggunakan RP dalam kegiatan pembelajaran, 89% guru menggunakan LKS dalam pembelajaran, 92% guru menggunakan alat peraga dalam pembelajaran, 92% guru mempunyai kumpulan soal untuk memperkaya pembelajaran, dan 11% guru menggunakan teknologi seperti komputer/kalkulator dalam pembelajaran.

Hasil Studi Lapangan tentang Masalah Yang Dihadapi
Berdasarkan jawaban responden diketahui bahwa: 86% menjawab, siswa bermasalah dalam menginvestigasi situasi/masalah matematika yang lebih kompleks; 97% menjawab, siswa bermasalah dalam mendefinisikan masalah matematika; 86% menjawab, siswa bermasalah dalam memilih dan menggunakan strategi, algoritma yang sesuai untuk memecahkan masalah matematika yang kompleks; 92% menjawab, siswa bermasalah dalam







JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                       135
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                               2(2), 130-142

membuat perkiraan, dugaan, inferensi dan generalisasi berdasarkan analisa situasi dan masalah yang baru dan lebih kompleks; 69% menjawab, siswa tidak terbiasa menganalisa hasil pemecahan/jawaban kawannya dan mem-bandingkan dengan hasil pemecahannya sendiri; 69% menjawab, siswa tidak terbiasa mengecek kembali seluruh strategi, prosedur dan algortima, serta hasil pemecahan yang telah dibuat; 67% menjawab, siswa kesulitan mempresentasikan dan mengkomunikasikan hasil pekerjaannya, terutama dalam menggunakan bahasa dan simbol matematika; dan 83% menjawab, siswa kesulitan dalam mengaitkan antar konsep matematika yang satu dengan yang lainnya, serta dengan konsep-konsep pada pelajaran lain, maupun dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil Studi Lapangan tentang Kompetensi Mahasiswa PGSD
Berdasarkan hasil survey lapangan diketahui bahwa, mahasiswa PGSD Undiksha dalam melaksanakan praktik belajar dan mengajar, semua menggunakan RPP, 95% menyusun RPP yang memuat soal-soal yang memiliki satu jawaban benar, 25% menyusun RPP yang memuat soal-soal yang memiliki lebih dari satu jawaban benar, 50% menyusun RPP yang dikaitkan dengan tema-tema tertentu atau permasalahan sehari-hari, semua mahasiswa mengajar dengan cara menjelaskan materi dengan menekankan pada keterampilan berhitung dan langkah-langkah algoritmik, 75% menjelas-kan konsep-konsep sesuai dengan tema yang ada dalam silabus, 90% memberikan latihan soal matematika yang hanya mempunyai satu jawaban benar kepada siswa, dan 75% mengalami kesulitan dalam mengembang kan tema-tema yang ada dalam silabus atau kesulitan apabila mencari sendiri tema-tema/ permasalahan sehari-hari yang sesuai dengan materi matematika yang diajarkan.

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan sebelumnya apabila ditinjau dari karakteristik siswa, diketahui bahwa siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran matematika. Hal ini merupakan modal yang utama dalam upaya mengembangkan kreativitas berpikir siswa. Kreativitas berpikir siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan dalam pembelajaran, sebagian siswa sudah memiliki kreativitas berpikir yang cukup untuk memecahkan masalah-masalah matematika yang diberikan. Namun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan apabila menyelesai-kan masalah-masalah/soal-soal matematika yang sifatnya non rutin. Apabila







JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                       136
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                               2(2), 130-142

dikaitkan dengan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagian besar guru jarang memberikan latihan soal yang yang sifatnya non rutin. Hal ini diduga sebagai penyebab dari kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Oleh karena itu, agar kreativi-tas berpikir siswa bisa berkembang menuju ke kemampuan berpikir tingkat tinggi perlu dilatih dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan memilih pendekatan pembelajaran yang mampu mendukung perkembangan berpikir tingkat tinggi yaitu dengan pendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah terbuka. Pendekatan tematik akan mampu menarik minat siswa dalam belajar, karena materi yang dipelajari dikaitkan dengan tema-tema tertentu yang familiar dengan kehidupan sehari-hari siswa. Sedangkan penyajian masalah terbuka akan mampu melatih kreativitas berpikir siswa karena masalah yang disajikan menuntut siswa untuk memikirkan berbagai kemungkinan jawaban yang benar.
Ditinjau dari kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika, diketahui bahwa, sebagian besar guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika lebih menekankan pada pentingnya keterampilan berhitung dan langkah-langkah yang algoritmik yaitu suatu prosedur yang sudah jelas untuk memecahkan permasalahan. Sebagian besar guru menjelaskan konsep matematika dengan mengambil tema-tema yang ada dalam silabus dan masih banyak diantara mereka yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan tema-tema yang ada dalam silabus atau mengalami kesulitan apabila mencari sendiri tema-tema/permasalahan sehari-hari yang sesuai dengan materi yang diberikan. Melihat kenyataan seperti ini nam-paknya perlu dilakukan upaya untuk melatih guru agar memiliki kemampuan dalam mengembangkan tema-tema yang disajikan dalam silabus atau membuat sendiri tema/mencari permasalahan sehari-hari yang sesuai. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat bank tema dan bank masalah terbuka untuk memperkaya wawasan para guru. Dengan demikian dalam kegiatan pembelajaran diharapkan mereka sudah terbiasa menggunakan pendekatan tematik dan terbiasa dalam membahas soal-soal terbuka atau soal-soal non rutin.
Ditinjau dari masalah matematika yang diberikan guru dalam pembelajaran atau dalam tes, sebagian besar guru memberikan soal-soal latihan atau ulangan yang mirip dengan yang pernah dicontohkan. Sebagian besar memberikan soal-soal yang mempunyai sebuah jawaban yang pasti. Melihat kenyataan seperti ini memang wajar kalau kreativitas berpikir siswa sulit berkembang, karena situasi yang diciptakan oleh guru tidak mendukung






JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                       137
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                               2(2), 130-142

upaya mengembangkan kreativitas berpikir siswa. Namun demikian, hampir sebagian siswa sudah pernah mencoba membuat/memberikan soal-soal yang sifatnya non rutin. Berdasarkan hasil wawancara lebih lanjut diketahui, mereka tidak selalu melatih siswa mengerjakan soal-soal yang sifatnya non rutin yang menuntut penalaran yang lebih banyak. Hal ini dilakukan karena adanya anggapan kalau diberikan soal-soal yang lebih kompleks, maka siswa tidak akan mampu untuk menjawabnya. Padahal anggapan semacam ini belum tentu benar, karena dalam kegiatan pem-belajaran kurang diberikan latihan-latihan semacam itu.
Terkait dengan perangkat pembelajaran diketahui bahwa masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam mencari buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum matematika yang berlaku (KTSP). Berdasarkan hasil wawancara, diketahui hal ini terjadi karena terlalu sering ada pergantian kurikulum. Para guru sebagian besar menggunakan LKS dalam pembelajar-an, namun LKS yang diberikan hanya memuat ringkasan materi dan latihan soal-soal yang hampir semua merupakan soal-soal yang sifatnya rutin. Begitu juga dengan kumpulan soal yang mereka miliki, sebagian besar merupakan soal-soal rutin. Kenyataan ini menuntut untuk segera dilakukan upaya pengembangan perangkat pembelajaran agar kurikulum yang diberlakukan (KTSP) bisa berjalan dengan efektif. Khusus untuk sekolah dasar kelas satu sampai kelas tiga dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan tematik. Namun dari hasil wawancara diketahui, belum banyak guru yang belum bisa menerapkan pendekatan tematik tersebut, karena buku yang ada dinilai kurang mampu mendukung upaya penanaman konsep materi matematika. Dengan demikian buku yang merupakan bantuan dari dana BOS hampir tidak pernah digunakan, kalau digunakan hanya sebagai pelengkap saja.
Dilihat dari masalah yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, nampaknya siswa belum mampu melakukan strategi pemecahan masalah yang lebih kompleks sebagaimana yang disarankan oleh Polya, yaitu memahami masalah (mendefinisikan masalah), memilih strategi, membuat perkiraan/dugaan, membandingkan pemecahan-nya sendiri dengan pemecahan temannya, dan mengecek kembali seluruh prosedur atau menerapkannya pada situasi baru yang lebih kompleks.
Kompetensi mahasiswa PGSD, sebagian besar mahasiswa menyusun RPP yang hanya memuat soal-soal yang memiliki satu jawaban benar. Masih banyak diantara mereka yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan tema-tema yang ada dalam silabus dan kesulitan mencari kaitan antara materi







JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                       138
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                               2(2), 130-142

matematika yang diajar dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan sebagian dari mereka dalam merancang RPP belum mengait-kan materi matematika yang diajar dengan tema-tema tertentu/ permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu dalam praktik mengajar, mereka cenderung menekankan pada keterampilan berhitung dan langkah-langkah algoritmik serta rumus-rumus matematika. Hal ini mereka lakukan karena pengetahuan yang dimiliki masih terbatas. Mereka juga belum memiliki pengetahuan tentang masalah matematika terbuka dan belum memiliki keterampilan dalam melakukan pendekatan tematik dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil studi lapangan tersebut nampaknya sangat strategis untuk dikakukan pengembangan model pembelajaran matematika berpen-dekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka sesuai dengan perkembangan kurikulum SD saat ini. Agar model yang dikembang-kan dapat dilaksanakan secara efektif, juga sangat urgen untuk melakukan pengembangan perangkat pembelajaran yang sesuai. Hal ini agar kemam-puan berpikir siswa dapat dikembangkan ke arah berpikir kritis, kreatif, dan produktif untuk mengantisipasi perkembangan jaman.

Simpulan
Berdasarkan hasil studi lapangan dapat disimpulkan: (1) 97% responden menjawab, siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika, (2) 89% menjawab, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika yang sifatnya non rutin, (3) 86% menjawab, siswa belum mampu berpikir kritis, kreatif, dan produktif, (4) 97% guru menjelaskan konsep dengan menekankan pada keterampilan berhitung dan keterampilan algoritmik, (5) 61% guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan tema yang ada dalam silabus atau kesulitan dalam mencari tema/permasalahan sehari-hari yang sesuai dengan materi matematika yang dibahas, (6) 97% guru memberikan soal-soal latihan/tes yang hanya mempunyai satu jawaban benar, (7) 42% guru kesulitan mendapatkan buku/literatur yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku, (8) sebagian besar siswa belum memiliki strategi penyelesaian soal khususnya untuk soal-soal yang lebih kompleks/non rutin/terbuka, (9) Kompetensi mahasiswa PGSD dalam mengembangkan tema-tema/mengaitkan materi matematika dengan permasalahan sehari-hari masih kurang.
Berdasarkan hasil studi lapangan dan hasil pembahasan disarankan yaitu, nampaknya sangat urgen untuk dilakukan pengembangan model







JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                       139
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                               2(2), 130-142

pembelajaran matematika berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka. Hal ini sesuai dengan karakteristik perkembang-an kurikulum SD saat ini. Agar model yang dikembangkan dapat dilaksanakan secara efektif, juga sangat urgen untuk melakukan pengembangan perangkat pembelajaran yang sesuai. Hal ini agar kemam-puan berpikir siswa dapat dikembangkan ke arah berpikir kritis, kreatif, dan produktif untuk mengantisipasi perkembangan jaman.

Daftar Rujukan

Foong, P. Y. 2000. Using short open ended mathematics question to promote thinking and understanding. Singapore: NIE.

Freeman, C. & Sokoloff, H. J. 1995. Children learn to make a better world: exploring themes. Childhood Education. 73. 17-22.

Freeman, C & Sokoloff, H. J. 1996. Toward a theory of theory of thematic curricula: Constructing new learning environments for teachers & learners. Education Policy Analysis Archives. 3(14). 1-19.

Freudenthal, H. 1991. Revisiting mathematics education. Dordrecht: Kluwer A.P.

Handal, B. 2000. Teaching in themes: Is that easy? Reflections. 25(3). 48-49.

Handal, B., Bobis, J., & Grimison, L. 2001. Teachers' Mathematical beliefs and practices inteaching and learning thematically. In J. Bobis, B. Perry & M.Mitchelmore (Eds.). Numeracy and beyond. Proceedings of the Twenty-Fourth Annual Conference of the Mathematics Education.

Hiebert, J. & Carpenter, T. P. 1998. Problem solving as a basis for reform of curriculum and instruction: The case of mathematics. Educational Research. 25(4). 12-21.

Land, S. M. 2000. Cognitive requirements for learning with open-ended learning environments. Etr & D-Educational Technology Research and Development. 48. 61-78.

Lynch, C. L., Wolcott, S. K., & Huber, G. E. 2001. Tutorial for optimizing and documenting open-ended problem solving skills. Available: http://home.apex.net/~leehaven



JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                       140
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                               2(2), 130-142

Parnes, S. J. 1992. Source book for creative problem solving. Buffalo, NY: Creative Education Foundation Press

Parwati, N. 2003(a), Penerapan model konstruktivis dalam perkuliahan teori bilangan dalam rangka meningkatkan kemampuan pemecahan-masalah. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Edisi Mei 2003.

Parwati, N. 2003(b), Pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended di kelas i smu laboratorium ikip negeri singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Edisi Oktober 2003.

Parwati, N. 2005. Implementasi model pembelajaran berdasarkan-masalah dalam rangka mengefektifkan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Oktober 2005.

Perfetti, C. A. & Goldman, S. R. 1975. Discourse functions of thematization and topicalization. Journal of Psycholinguistic Research. 4(3). 257-271.

Schoenfeld, A. 1994. What do we know about curriculum? Journal of Mathematical Behaviour. 13. 55-80.

Schoenfeld, A. 1997. Learning to think mathematically: Problem solving, metacogniton, and sense making in Mathematics. In: Grouws, D.A. (Ed.): Handbook of research on mathematics teaching and learning. 334-367. New York: Macmillan.

Shimada, S. & Becker, P. 1997. The open-ended approach: A new proposal for teaching mathematics. NY: NCTM.

Schroeder, T. L., & Lester, F. K. 1989. Developing understanding in mathematics via problem solving. In Trafton, P. R. (Ed.): New directions for elementary school mathematics. 31-56. Reston: NCTM.

Seely, A. 1995. Integrated thematic units. Westminter, CA: Teachers Created Materials.

Sternberg, R. J. & Lubart, T. I. 1991. An investment theory of creativity and its development. Human Development. 34. 1-31.





JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                       141
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan                               2(2), 130-142

Sudiarta, G. P. 2003(a). Impulse der schule des konstruktivismus fuer neuere konzepte des lehrers und lernens. Aachen: Shaker Verlag Muenchen.

Sudiarta, G. P. 2003(b). Impulse der schule des konstruktivismus fuer neuere konzepte des lehrens und lernens: Am beispiel mathematikun-terricht. Dissertation (Unpublished). Uni Osnabrueck, Jerman.

Sudiarta, G. P. 2003c(). Pembangunan konsep matematika melalui "open-ended problem": Studi kasus pada Sekolah Dasar Elisabeth Osnabrueck Jerman. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Edisi Oktober 2003.

Sudiarta, G. P. 2004. Mencermati Kurikulum Berbasis Kompetensi: Sebuah kajian epistemologis dan praktis. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Februari 2004.

Sudiarta, G. P. 2005(a). Pengembangan kompetensi berpikir divergen dan kritis melalui pemecahan masalah matematika open-ended. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Mei 2005.

Sudiarta, G. P. 2005(b). Paradigma baru pembelajaran matematika: Refleksi terhadap tuntutan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Juli 2005.

Sudiarta, G. P. 2005(c). Pengembangan model pembelajaran matematika berorientasi pemecahan masalah kontekstual open-ended. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Oktober 2005.

Upitis, R., Phillips, E., & Higginson, W. 1997. Creative mathematics: Exploring children's understandin. London: Routletge.

Van den Heuvel-Panhuizen, M. 1996. Assessment and Realistic Mathematics Education. Utrecht: CD-B Press/Feudenthal Institute, Utrecht University.











JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, Agustus 2008                                       142

1 komentar:

Menurut saya, bahwa sebagian besar siswa belum mampu berpikir kritis, kreatif, dan produktif dalam menyelesaikan soal latihan/tes yang lebih kompleks/non rutin/terbuka pada kegiatan pembelajaran matematika. Pada era persaingan global ini, mengembangkan kompetensi berpikir kritis, kreatif, dan produktif merupakan hal yang sangat penting bagi kalangan siswa karena tingkat permasalahan kehidupan modern ini semakin tinggi. Maka dari itu, kemampuan berpikir siawa dapat dikembangkan berpikir kritis, kreatif, dan produktif untuk mengantisipasi perkembangan jaman ini.

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More