Mudahnya matematika

Mudahnya matematika mudah bukan ? Silahkan di coba.

Minggu, 09 Oktober 2011

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA[1]
FARID MAKRUP[2]

A. PENDAHULUAN
        Bila kita mengajarkan suatu topik tertentu dalam matematika, kita harus memilih pendekatan, strategi, metode, teknik yang sesuai dengan kondisi dan situasi anak yang akan kita ajar, supaya tujuan pengajaran tercapai dengan hasil yang baik. Bila guru tidak dapat menggunakan strategi belajar yang sesuai, hasil belajar yang diharapkan tidak mungkin akan tercapai secara optimal.
         Pada makalah ini akan dibahas mengenai model-model pengajaran. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai model-model pengajaran, akan dibicarakan dahulu apa yang dimaksud dengan pendekatan, strategi, metode dalam pengajaran.
1.  Pendekatan dalam Pengajaran
     Pendekatan adalah suatu jalan, cara, atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran apabila kita melihatnya dari sudut bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran itu dikelola. Contoh pendekatan-pendekatan  dalam pengajaran matematika antara lain: CBSA, kontekstual, induktif, deduktif, spiral, pemecahan masalah dan sebagainya.
2.  Strategi Pembelajaran
    Untuk mencapai tujuan dalam mengajarkan topik-topik dalam matematika digunakan pendekatan mengajar. Pendekatan yang digunakan bermacam-macam jenisnya. Dalam mengajarkan suatu topik apakah materi pelajaran tersebut disajikan kepada siswa baik secara perorangan maupun secara berkelompok. Setelah materi tersebut terpilih terdapat pertanyaan lain, siapakah yang mengajarkannya? Guru secara perorangan atau kelompok. Bisa saja materi dipelajari sendiri oleh siswa. Bila guru yang memberi materi, bagaimana cara guru memotivasi siswa agar siswa berpartisipasi, bagaimana guru harus mengelola kelas sehingga pelajaran berjalan sebagaimana mestinya. Pengaturan materi kurikulum tersebut disebut strategi pembelajaran..
3.  Metode Mengajar
Metode mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang kita ajar. Macam-macam metode mengajar antara lain: ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan.
Ceramah adalah suatu cara penyampaian (memberikan) informasi secara lisan terhadap siswa di dalam ruangan tertentu, siswa mendengarkan dan mencatat seperlunya. Metode ceramah lebih sesuai pada bidang non eksakta karena dianggap paling praktis. Pada metode ceramah pengajaran berpusat pada guru, sebab guru lebih banyak berbicara/menyampaikan materi.
      Metode ekspositori memiliki kesamaan dengan metode ceramah, karena sifatnya memberi informasi. Beda  ekspositori dari ceramah adalah dominasi guru dikurangi. Dalam metode ekspositori guru memberi informasi hanya pada waktu-waktu tertentu yang diperlukan siswa, misalnya pada awal pengajaran, atau untuk suatu topik yang baru.

4.  Model Pengajaran     
         Istilah model pengajaran dibedakan dari istilah strategi pengajaran, metode pengajaran, atau prinsip pengajaran. Istilah model pengajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, atau prosedur. Istilah model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu: rasional teoretik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.  
Istilah model pengajaran meliputi pendekatan suatu model pengajaran yang luas dan menyeluruh. Contohnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pengajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah, dan berpikir kritis.  Model pengajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis; pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaianya membutuhkan kerja sama diantara siswa-siswa. Dalam model pengajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.
Model-model  pengajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan: tujuan pembelajarannya, pola urutannya dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan, pengajaran langsung merupakan suatu model pengajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi model ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi.
Yang dimaksud dengan sintaks (pola urutan) dari suatu model pengajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran.  Sintaks (pola urutan) dari suatu model pengajaran tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan guru atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacam-macam model pengajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contohnya, setiap model pengajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model pengajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran yang di dalamnya meliputi kegiatan merangkum pokok-pokok pelajaran. Kegiatan merangkum dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.
Tiap-tiap model pengajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, pada model pengajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model pengajaran diskusi para siswa duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan pada model pengajaran langsung siswa duduk behadap-hadapan dengan guru. 
  Pada model pengajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pengajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan gurunya.
        Yang akan dibahas selanjutnya pada makalah ini hanya tiga model pengajaran saja yaitu model pengajaran langsung, model pengajaran kooperatif, dan model pengajaran berdasarkan masalah.

B.  Model Pengajaran Langsung
   Para pakar teori belajar menggolongkan pengetahuan menjadi dua macam pengetahuan  yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu. Misalnya bagaimana melakukan operasi matematika, bagaimana langkah penyelesaian suatu persamaan kuadrat, bagaimana melukis segi n beraturan dalam geometri, dan sebagainya. Sedangkan pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu. Misalnya, MPR RI merupakan lembaga tertinggi, dan anggota-anggotanya dipilih untuk jabatan selama 5 tahun.
Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. 
Pengajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pengajaran langsung.
Pengajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada analisis tugas. Pengajaran langsung berpusat pada guru, tetapi tetap harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa. Jadi lingkungannya harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa.
Ciri-ciri pengajaran langsung adalah sebagai berikut:
1.  Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
2.     Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3.     Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pengajaran.
Pada model pengajaran langsung terdapat fase-fase yang penting. Pada awal pelajaran guru menjelaskan tujuan, latar belakang pembelajaran, selain itu guru juga  menyiapkan siswa untuk memasuki pembelajaran materi baru dengan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimiliki siswa yang relevan dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi). Fase ini dilakukan untuk memberikan motivasi pada siswa untuk berperan penuh pada proses pembelajaran.
 Setelah itu dilanjutkan dengan presentasi materi ajar atau demonstrasi mengenai keterampilan tertentu. Pada fase mendemonstrasikan pengetahuan, hendaknya guru memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa, sehingga akan memberi dampak yang positif terhadap proses belajar siswa. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan dan memberi umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajarinya dalam kehidupan nyata. Fase-fase tersebut dapat disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 1
 Fase
Peran guru
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Menjelaskan Tujuan, materi prasyarat, memotivasi siswa dan memper-siapkan siswa .
2.Mendemonstrasikan  pengetahuan dan ketrampilan
Mendemonstrasikan ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap
3. Membimbing pelatihan
Guru memberikan latihan terbimbing
4. Mengecek pemahaman dan  memberikan umpan balik
Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik
5. Memberikan latihan dan penerapan konsep

Mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari.

Seperti telah dikatakan di atas bahwa pengajaran langsung akan terlaksana dengan baik jika dirancang dengan baik pula. Ciri utama yang  dapat terlihat  pada saat melaksanakan pengajaran langsung adalah sebagai berikut:

1.       Tugas perencanaan
a.     Merumuskan tujuan pengajaran
b.           Memilih isi
Guru harus mempertimbangkan berapa banyak informasi yang akan diberikan pada siswa dalam kurun waktu tertentu.
Guru harus selektif dalam memilih konsep yang diajarkan dengan model pengajaran langsung

c.            Melakukan analisis tugas
Dengan menganalisis tugas, akan membantu guru menentukan dengan tepat apa yang perlu dilakukan siswa untuk melaksanakan keterampilan yang akan dipelajari. Ini bukan berarti bahwa seorang guru harus melakukan analisis tugas untuk setiap keterampilan yang diajarkan. Hal ini disebabkan karena waktu yang tersedia terbatas.
d.     Merencanakan waktu
Guru harus memperhatikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan kemampuan dan bakat siswa, dan memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal. Mengenal secara baik siswa-siswa yang akan diajar, akan bermanfaat sekali untuk mengira-ngira alokasi waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

2.  Penilaian pada model pengajaran langsung
  Berbicara mengenai model pengajaran, tentu tidak akan lepas dari sistem penilaiannya. Gronlund (1982) memberikan 5 prinsip dasar yang dapat membimbing guru dalam merancang sistem penilaian sebagai berikut.
a.     Sesuai dengan tujuan pengajaran
b.     Mencakup semua tugas pengajaran
c.      Menggunakan soal tes yang sesuai
d.     Buatlah soal sevalid dan sereliabel mungkin.
e.     Manfaatkan hasil tes untuk memperbaiki proses belajar mengajar berikutnya.

Penerapan Model Pengajaran Langsung pada Sub pokok Bahasan Garis dan Sudut

      Berikut ini disajikan contoh Disain Pembelajaran dengan model pengajaran langsung pada sub pokok bahasan Garis dan Sudut  untuk kelas 1 semester 1 SMP.











Satuan Pendidikan          :  SMP
Mata Pelajaran                :  Matematika
Kelas / Semester            :  I /  1
Aspek                                 :  Garis dan Sudut
Alokasi Waktu                 :  3 x 45 Menit
Disain Pembelajaran  

A.     1. Kompetensi Dasar
      Membagi garis dan menentukan kedudukan dua garis.
2.  Hasil Belajar
Siswa menunjukan kemampuan menggunakan aturan-aturan yang berlaku pada dua garis sejajar yang dipotong oleh garis lain.
3.   Indikator
Siswa diharapkan siswa dapat:
a.      menentukan garis-garis sejajar
b.      menentukan banyak garis yang dapat dibuat melalui titik di luar garis yang ditentukan sejajar dengan garis tersebut
c.      mengenal sifat garis sejajar :jika sebuah garis memotong salah satu dari garis sejajar maka garis itu memotong juga garis sejajar  yang lain
d.     mengenal sifat garis sejajar : jika sebuah garis sejajar dengan dua buah garis, maka kedua garis itu sejajar pula satu sama lain
 B.   Kelengkapan    
1. Buku Siswa
2. LKS

C. Kegiatan Belajar Mengajar

Model Pembelajaran : Pengajaran langsung
Metode : Ceramah, tanya-jawab, dan pemberian tugas.
1.      Pendahuluan
a. Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya meminta siswa memberi contoh model garis sejajar dalam kehidupan sehari-hari seperti lantai rumah yang terbuat dari ubin, langit-langit rumah yang terbuat dari eternit .
b.      menginformasikan tujuan pembelajaran.





2.      Kegiatan Inti
a.      Menjelaskan contoh garis sejajar dalam kehidupan sehari-hari dengan mengamati tempat sambungan ubin yang membentuk garis-garis lurus mendatar dan tegak.
b.      Guru mengarahkan siswa untuk memahami pengertian garis sejajar dengan memperhatikan gambar ubin yang telah disederhanakan. 
c.      Guru menjelaskan pengertian garis sejajar.
d.     Guru mengenalkan sifat-sifat garis sejajar dengan meminta siswa memperhatikan gambar ubin yang telah diabstraksikan, setelah pengertian garis sejajar dipahami terlebih dahulu.
e.      Guru menjelaskan sifat-sifat garis sejajar selangkah demi selangkah dimulai dari sifat-1 sampai sifat-3.
f.       Guru memberikan contoh soal mengenai  garis sejajar dan sifat-sifat garis sejajar dengan metode tanya jawab.
g.      Guru membimbing siswa untuk memahami sifat garis sejajar dengan bantuan Lembar Kerja Siswa.
h.     Guru bersama siswa membahas LKS
i.        Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan latihan soal.
j.        Guru mengecek pemahaman siswa.

 

      3. Penutup
a.      Guru bersama-sama siswa merangkum materi yang telah dibahas
b.      Guru memberikan  pekerjaan rumah berupa latihan soal.
















C. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

1. Pendahuluan

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.  Model pengajaran kooperatif memiliki ciri-ciri :

a.   Untuk menuntaskan materi belajarnya,  siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.
b.   Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c.   Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompokpun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula.
d.   Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan

Pembelajaran kooperatif mempunyai tiga tujuan penting, yaitu:
a.  Hasil belajar  akademik
      Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa model kooperatif unggul dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit.
b.  Penerimaan terhadap keragaman
     Model kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.
c.   Pengembangan keterampilan sosial.

     Model kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif antara lain adalah: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.


     Pada model pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama, dimulai dengan langkah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar hingga diakhiri dengan langkah memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Selanjutnya langkah-langkah pembelajaran kooperatif dari awal hingga akhir dapat dilihat pada tabel berikut ini.

  Tabel 1.  Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif.

Fase ke-

Indikator

Aktivitas/Kegiatan Guru

1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.

5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar  individu maupun kelompok.

Bila diperhatikan langkah-langkah model pengajaran kooperatif pada tabel di atas maka tampak bahwa  proses demokrasi  dan  peran aktif siswa di kelas sangat menonjol dibandingkan dengan model-model pengajaran yang lain.


2.  Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif di Kelas

Seperti halnya pada model pengajaran langsung, dalam pengajaran kooperatif juga diperlukan tugas perencanaan, misalnya: menentukan pendekatan yang tepat, memilih topik yang sesuai dengan model ini,  pembentukan kelompok siswa, menyiapkan LKS atau panduan belajar siswa, mengenalkan siswa kepada tugas dan perannya dalam kelompok, merencanakan waktu dan tempat duduk  yang akan digunakan.    

Seperti telah dikemukakan di atas, salah satu tugas guru pada model ini salah satunya adalah memilih pendekatan yang sesuai. Dalam pembelajaran kooperatif dapat dilakukan melalui macam-macam pendekatan, guru dapat memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pendekatan-pedekatan pada model kooperatif yaitu: tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions),  tipe Jigsaw,  tipe investigasi kelompok, dan tipe pendekatan struktural. Berikut ini ditunjukkan perbandingan diantara  keempat pendekatan tersebut.


      Tabel 2.  Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif.

              Pendekatan

  Unsur

STAD

JIGSAW

Kelompok Penyelidikan

Pendekatan Struktur

Tujuan Kognitif

Informasi akademik sederhana

Informasi akademik sederhana

Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri

Informasi akademik sederhana

Tujuan Sosial

Kerjasama dalam kelompok

Kerjasama dalam kelompok

Kerjasama dalam kelompok kompleks

Keterampilan kelompok dan sosial

Struktur Kelompok

Kelompok hetero-gen dengan 4-5 orang anggota

Kelompok hetero-gen dengan 5-6  anggota dan meng-gunakan kelompok asal dan ahli

Kelompok belajar homogen dengan   5-6 orang anggota

Bervariasi berdua, bertiga, kelompok dengan 4-6 orang anggota

Pemilihan Topik

Biasanya guru

Biasanya guru

Biasanya siswa

Biasanya guru

Tugas Utama

Siswa dapat menggunakan LKS dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya

Siswa mempelajari materi dalam ke-lompok ahli kemu-dian membantu anggota kelompok asal mempelajari materi itu

Siswa menyelesai-kan inkuiri komplek

Siswa mengerjakan tugas-tugas  yang diberikan baik sosial dan kognitif

Penilaian

Tes mingguan

Bervariasi, misal tes mingguan

Menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat menggunakan tes essay.

Bervariasi

Pengakuan

Lembar pengakuan dan publikasi lain

Publikasi lain

Lembar pengakuan dan publikasi lain

Bervariasi

 

Namun perlu diketahui juga bahwa sebelum pembelajaran kooperatif dimulai, sebaiknya kepada siswa diperkenalkan terlebih dahulu apa itu pembelajaran kooperatif dan bagaimana aturan-aturan yang harus diperhatikan. Agar pembelajaran dapat berjalan lancar, sebaiknya kepada siswa diberitahukan petunjuk-petunjuk tentang  yang akan dilakukan. Petunjuk-petunjuk tersebut antara lain sebagai berikut:


1.      Tujuan pelajaran

2.      Apa saja yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok.

3.      Batas waktu untuk menyelesaikan tugas.

4.      Jadwal pelaksanaan kuis untuk STAD dan Jigsaw.

5.      Jadwal presentasi kelas untuk kelompok penyelidikan.

6.      Prosedur pemberian nilai penghargaan individu dan kelompok.

7.      Format presentasi laporan.

 Selain hal di atas, perlu juga diketahui bagaimana cara membentuk kelompok, pedoman penilaian, dan sistem penghargaan.  

            Tabel 3.  Pengelompokan Siswa berdasarkan Kemampuan Akademik.

Kemampuan

No.

Nama

Rangking

Kelompok

Tinggi

1.

 

1

A

2.

 

2

B

3.

 

3

C

4.

 

4

D

Sedang


5.

 

5

D

6.

 

6

C

7.

 

7

B

8.

 

8

A

9.

 

9

A

10.

 

10

B

11.

 

11

C

12.

 

12

D

Rendah

13.

 

13

D

14.

 

14

C

15.

 

15

B

16.

 

16

A

 

      Tabel 4.  Prosedur Penentuan Nilai Perkembangan Siswa.

Langkah ke-

Indikator

Operasional

1

Menetapkan skor dasar

Setiap siswa diberikan skor berdasarkan skor kuis yang lalu

2

Menghitung skor kuis terkini

Siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini

3

Menghitung skor perkembangan

Siswa mendapatkan poin perkembangan yang besarnya ditentukan apakah skor kuis terkini mereka menyamai atau melampaui skor dasar mereka, dengan menggunakan skala yang diberikan di bawah ini

Kriteria

Nilai Perkembangan

Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar

0 poin

10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah skor dasar

10 poin

Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar

20 poin

Lebih dari 10 poin di atas skor dasar

30 poin

Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar)

30 poin

Tabel 5.  Pengelompokan Siswa berdasarkan Kemampuan Akademik.

Materi

……………………………………..

Kelompok

Nama

Nilai Dasar

Nilai Kuis

Nilai Perkembangan

A

Ana

90

100

30

Budi

85

82

10

Tuti

65

70

20

Rudi

55

40

0

Total

60

Rata-rata kelompok

60:4=15

Penghargaan

BAIK

B

Agus

95

100

30

Andi

80

82

10

Ike

70

70

20

Ina

40

100

30

Total

90

Rata-rata kelompok

90:4=22,5

Penghargaan

HEBAT

Nilai kelompok (N)

15 £ N < 20

20 £ N < 25

N ³ 25

Penghargaan

BAIK

HEBAT

SUPER









 

3. Penerapan Model Pengajaran Kooperatif pada SubPokok Bahasan Persamaan  Garis Lurus

Berikut ini disajikan sebuah contoh Rencana Pelajaran dan LKS model pembelajaran kooperatif pada subpokok bahasan Persamaan garis lurus  untuk kelas 2 cawu 1 SMP.



























Disain Pembelajaran Satuan Pendidikan   : SMP
Mata Pelajaran         : Matematika
Kelas/Semester         : II / 1
Aspek                       : Persamaan Garis Lurus
Alokasi Waktu         : 2 x 45 menit


A. 1. Kompetensi Dasar

            Menemukan sifat-sifat garis lurus.

2.  Hasil Belajar
Siswa menunjukan kemampuan menggambar garis lurus dalam berbagai bentuk.

3.  Indikator
Siswa  diharapkan minimal dapat:
a    menggambar garis y=mx pada bidang kartesius.
b.   menggambar garis y=mx+c  pada bidang kartesius

B. Kelengkapan

1.  Buku Siswa
2.  LKS

C. Kegiatan Belajar Mengajar


Model Pembelajaran       : Pembelajaran Kooperatif 
Metode                           : Kombinasi metode tanya jawab, diskusi, dan pemberian
                                         tugas.


I.                   Pendahuluan
a. Mengingat kembali pengertian sistem koordinat kartesius, tempat kedudukan.
b.      Menyampaikan tujuan pembelajaran, meliputi tujuan produk dan afektif.
c.       Menginformasikan model pembelajaran yang  akan digunakan  model pembelajaran kooperatif dan pembelajaran langsung.

 II. Kegiatan Inti
1.      Mengelompokkan siswa dalam kelompok yang beranggotakan 4  orang, atau  kelompok siswa yang duduk sebangku
2.      Meminta setiap kelompok untuk mengerjakan LKS-9.1 Soal 1 dan mengumpulkan hasilnya. (Selama diskusi berlangsung, guru memantau kerja dari tiap-tiap kelompok dan mengarahkan/membantu siswa yang mengalami kesulitan)

3.      Meminta beberapa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan. (Guru memandu jalannya diskusi dan merumuskan jawaban yang benar). Jawaban siswa pada soal ini dapat bervariasi.


4.      Dimungkinkan siswa menggambar susunan ubin yang berbeda tetapi kelilingnya sama. Berdasarkan jawaban siswa ini kelompok dipandu menjawab masalah berikutnya.
5.      Meminta setiap kelompok untuk mengerjakan LKS-02 Soal 2, dan mengumpulkan hasilnya. (Selama diskusi berlangsung, guru memantau kerja dari tiap-tiap kelompok dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan)
6.      Meminta beberapa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan. (Guru memandu jalannya diskusi dan merumuskan jawaban yang benar.).
7.      Meminta setiap kelompok untuk mengerjakan LKS-9.1 soal 3 dan mengumpulkan hasilnya. (Selama diskusi berlangsung, guru memantau kerja dari tiap-tiap kelompok dan mengarahkan/membantu siswa yang mengalami kesulitan)
7.   Meminta beberapa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan. (Guru memandu jalannya diskusi dan merumuskan jawaban yang benar).

III  Penutup
1.      Membimbing siswa untuk merangkum materi pelajaran.
2.      Menugaskan siswa untuk mengerjakan soal latihan yang dipilihkan dari soal Latihan  pada Buku Siswa.






























Text Box:                         Lembar Kegiatan SiswaNama : ……………………..Kelompok : ……………              Tanggal : …………………..

Persamaan Garis Lurus I
Nomor Gambar
Keliling

    1
    2
    3
    4
    5
    6
  
    4
    8
    12
...........
...........
...........

 
1. Perhatikan gambar susunan ubin persegi berikut ini. Panjang keliling pada tiap-tiap gambar dinyatakan dalam tabel di sebelah kanan gambar.























     
  Gbr.1     Gbr.2      Gbr.3














                                                ……………………..       ……………………..       
                          Gbr. 4                          Gbr. 5                          Gbr. 6
a. Susunan ubin persegi tersebut membentuk suatu pola.  Gambarlah  susunan ubin gambar  ke lima dan ke enam!
b.   Hitunglah keliling dari gambar ke 4, 5 dan 6!
c.     Tulislah keliling dari bangun pada gambar ke 4, 5 dan 6     pada tabel yang  disediakan!
d.   Dari tabel tersebut dapatkah kamu mencari hubungan antara  nomor gambar dan keliling?
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

e.    Misalkan gambar ke-x, kelilingnya adalah y. Periksalah apakah masing-masing gambar yang telah kamu buat memenuhi persamaan y = 4x. Berilah alas an!
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………





f.    Gambarlah tiap-tiap pasangan titik (x, y) pada koordinat Kartesius.
g.   Gambarlah garis yang melalui titik-titik tersebut. Apakah merupakan garis lurus? 
h.   Gunakan garis tersebut untuk mencari keliling  gambar ke-40.
………………………………………………………………………


2.  ( Biaya Perawatan)    



Lama pemakaian dalam jam (x)
Biaya perawatan
(dalam ribuan rupiah) (y)
   0
   1
   2
   3
         35
         60
         85
        110

 







Perhatikan tabel di atas. Tabel tersebut menunjukkan lama jam pemakaian suatu mesin dan biaya perawatan yang dibutuhkannya.
a.   Misal x menyatakan banyaknya jam pemakaian dan y menyatakan biaya perawatannya. Periksalah, apakah masing-masing banyak jam pemakaian mesin dan biaya perawatannya pada tabel memenuhi persamaan y = 25x + 35?

b.   Gambarlah masing-masing pasangan titik (x, y) pada bidang Kartesius
c.   Gambarlah suatu garis yang melalui titik-titik tersebut.
d.   Bila banyaknya jam pemakaian mesin 12 jam, berapa biaya perawatan yang dibutuhkan?


Jawaban
 


                                                                                                                               











D.  MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

1. Pendahuluan

Ciri–ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan.

Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan untuk (a) membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalah, (b) belajar peranan orang dewasa yang autentik,  dan (c) menjadi pebelajar yang mandiri.

Pada model pembelajaran berdasarkan masalah terdapat lima tahap utama dimulai dengan tahap memperkenalkan siswa dengan suatu masalah dan diakhiri dengan tahap penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Selanjutnya kelima langkah dari model pembelajaran berdasarkan masalah  dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.  Langkah-langkah Model Pembelajaran Berdasarkan   Masalah.

Fase ke-

Indikator

Aktivitas/Kegiatan Guru

1

Orientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.

2

Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

3

Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya

5

Menganilisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

 

 


2.  Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah

a. Tugas-tugas Perencanaan
Karena hakekat interaktifnya, pembelajaran berdasarkan masalah membutuhkan banyak perencanaan, seperti halnya model-model pembelajaran  yang berpusat pada siswa lainnya.
1)  Penetapan Tujuan
     Pertama kali kita mendeskripsikan bagaimana pembelajaran berdasarkan masalah direncanakan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti keterampilan menyelidiki, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa menjadi pebelajar yang mandiri. Dalam pelaksanaannya pembelajaran berdasarkan masalah bisa saja diarahkan untuk mencapai  tujuan-tujuan yang telah disebutkan tadi.
2)  Merancang situasi masalah
Beberapa guru dalam pembelajaran berdasarkan masalah lebih suka memberikan siswa suatu keleluasaan dalam memilih masalah untuk diselidiki karena cara ini meningkatkan motivasi siswa. Situasi masalah yang baik seharusnya autentik, mengandung teka-teki, dan tidak terdefinisikan secara ketat, memungkinkan kerjasama, bermakna bagi siswa, dan konsisten dengan tujuan kurikulum.
3)  Organisasi sumber daya dan rencana logistik
Dalam pembelajaran berdasarkan masalah siswa dimungkinkan bekerja dengan beragam material dan peralatan, dan pelaksanaanya bisa dilakukan di dalam kelas, bisa juga dilakukan di perpustakaan atau laboratorium, bahkan dapat pula dilakukan di luar sekolah. Oleh karena itu tugas mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa haruslah menjadi tugas perencanaan yang utama bagi guru yang menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah.

b.  Tugas Interaktif
1)  Orientasi siswa pada masalah
Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan masalah adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tapi untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan untuk menjadi pebelajar yang mandiri. Cara yang baik untuk menyajikan masalah untuk sebuah pelajaran dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah dengan menggunakan kejadian yang mencengangkan yang menimbulkan misteri dan suatu keinginan untuk memecahkan masalah.

2)  Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada model pembelajaran berdasarkan masalah dibutuhkan pengembangan keterampilan kerjasama diantara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama.  Berkenaan dengan hal tersebut siswa memerlukan bantuan  guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan. Bagaimana mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif juga berlaku untuk mengorganisasikan siswa kedalam kelompok pembelajaran berdasarkan masalah.

3)  Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
a) Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Siswa diajarkan menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya. Selain itu diajarkan etika penyelidikan yang benar.
b)  Guru mendorong pertukaran ide secara bebas dan penerimaan sepenuhnya ide-ide itu merupakan hal penting sekali dalam tahap penyelidikan pembelajaran berdasarkan masalah. Selama tahap penyelidikan guru memberi bantuan yang dibutuhkan tanpa mengganggu siswa.
c) Puncak proyek-proyek pembelajaran berdasarkan masalah adalah penciptaan dan peragaan artifak seperti laporan, poster, model-model fisik, dan videotape.

4) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
    Tugas guru pada tahap akhir pembelajaran berdasarkan masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir mereka sendiri, dan  keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan.

3.  Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Managemen
         Penting untuk guru agar memiliki seperangkat aturan yang jelas supaya pembelajaran dapat berlangsung tertib tanpa gangguan, menangani tingkah laku siswa yang menyimpang secara cepat dan tepat, memiliki panduan mengenai bagaimana mengelola kerja kelompok.
     Salah satu masalah dalam pengelolan yang cukup rumit bagi guru yang menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah adalah bagaimana menangani siswa baik individual maupun kelompok yang menyelesaikan tugas lebih awal atau terlambat. Jadi dalam hal ini kecepatan penyelesaian yang dimiliki siswa berbeda. Pada model pembelajaran berdasarkan masalah dimungkinkan siswa mengerjakan tugas multi (rangkap), sehingga waktu penyelesaian tugas-tugas tersebut bisa berbeda-beda. Akibatnya diperlukan pemantauan dan pengelolaan kerja siswa yang rumit.
     Pada model pembelajaran berdasarkan masalah sering sebagai guru menggunakan sejumlah bahan dan peralatan, oleh karena itu pengelolaannya dapat merepotkan guru. Guru yang efektif harus memiliki prosedur untuk pengelolaan, penyimpanan dan pendistribusian bahan. Dan yang tidak boleh dilupakan guru adalah menyampaikan aturan dan sopan santun untuk mengendalikan tingkah laku siswa ketika mereka melakukan penyelidikan di luar kelas termasuk di dalamnya penyelidikan di masyarakat.

4.  Asesmen dan Evaluasi
Seperti halnya pada pembelajaran kooperatif, pada pembelajaran berdasarkan masalah perhatian pembelajaran tidak pada perolehan pengetahuan deklaratif. Oleh karena itu tugas penilaian tidak cukup bila penilaiannya hanya dengan tes kertas dan pensil (paper and pencils test). Teknik penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berdasarkan masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa yang merupakan hasil penyelidikan mereka.  Tugas (asesmen) dan evaluasi yang sesuai untuk model pembelajaran berdasarkan masalah terutama terdiri dari menemukan prosedur penilaian alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa. Misalnya dengan asesmen kinerja dan peragaan hasil. Adapun prosedur-prosedur yang yang telah disebutkan tersebut dinamakan asesmen kinerja, asesmen autentik, dan portfolio. Penjelasan mengenai asesmen kinerja dan asesmen autentik secara mendetil ada pada modul tersendiri.

5. Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada SubPokok Bahasan Pecahan

Berikut ini contoh Rencana Pelajaran dan LKS model pembelajaran berdasarkan masalah pada subpokok bahasan Pecahan  untuk kelas I semester 1 SMP.









Disain Pembelajaran Satuan Pendidikan         :  SMP
Mata Pelajaran               :   Matematika
Kelas/Semester               :   1 / I
Aspek                             :   Pecahan
Alokasi Waktu               :   2 x 45 menit



A.  1. Kompetensi Dasar

            Mengenal bilangan pecahan dan melakukan operasi bilangan pecahan.

       2.  Hasil Belajar
Siswa dapat menunjukkan kemampuan mengenal bilangan pecahan dan melakukan operasi bilangan pecahan.
3. Indikator
    Siswa diharapkan minimal dapat menjumlah pecahan yang penyebutnya sama.

B.   Kelengkapan
1.       Buku Siswa
2.       LKS

C. Kegiatan Belajar Mengajar


Model                             : Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Metode                           : Ceramah, diskusi,  penemuan terbimbing, dan pemberian tugas
Pendekatan                     : Pendekatan kontekstual.


1. Pendahuluan
a.        Guru menghubungkan pelajaran sekarang dengan yang lalu dengan menanyakan tentang pengertian pecahan, pecahan senilai, pecahan murni, pecahan tak murni, dan pecahan campuran.

b.       Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan model pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Kegiatan Inti
Fase 1 : Mengorientasikan siswa pada masalah
a.  Guru mengajukan masalah yang ada di LKS dan meminta siswa mempelajari masalah tersebut.



Fase 2 : Mengorganisir siswa untuk belajar
    b.  Guru membagi siswa kedalam kelompok 3 atau 4 orang
    c.  Guru meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya sendiri tentang cara menyelesaikan masalah tersebut.
Fase 3 : Membantu siswa memecahkan masalah
    d.  Guru membimbing/mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesui, menemukan penjelasan dan pemecahan masalah yang diberikan pada fase 1.
    e.  Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompoknya.
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah
    f.  Membimbing/mengamati siswa dalam menyimpulkan hasil pemecahan masalah yang diberikan pada fase 1
   g.  Guru mendorong siswa menyajikan hasil pemecahan masalah dan membimbing bila menemui kesulitan.
Fase 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
    h.  Guru membantu siswa mengkaji ulang proses/hasil pemecahan masalah pada fase 1 sampai 4.

3. Penutup
a.      Membimbing siswa untuk merangkum materi pelajaran.
b.      Meminta siswa untuk berlatih di rumah menyelesaikan soal-soal latihan yang ada pada buku siswa.

















LEMBAR KEGIATAN SISWA

 Nama Kelompok :………………..           Tanggal:….…….

Pecahan


Proyek : Penelitian
Perhatikan benda-benda yang ada di sekelilingmu yang nampak terbagi ke dalam bagian-bagian yang sama, atau pecahan. Misalnya, penggaris, roti, coklat batangan, dan lain-lain. Bagaimana biasanya benda-benda tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama, tiga bagian yang sama, atau delapan bagian yang sama? Buatlah daftar benda-benda yang dapat digunakan untuk mengilustrasikan/menjelaskan pembuktian operasi pecahan. Kumpulkanlah sebanyak mungkin benda-benda tersebut.
Contoh benda-benda yang dibagi ke dalam bagian yang sama adalah
NAMA BENDA
JENIS PEMBAGIAN
Roti
8  bagian yang sama











Proyek : Demonstrasi
Gunakan benda-benda yang telah kamu kumpulkan untuk membuat suatu presentasi guna menunjukkan penjumlahan pecahan-pecahan yang penyebutnya sama. Kamu dapat menggunakan sebuah penggaris untuk menjumlah perdelapanan dari satu inci, menggunakan sebuah gelas ukur untuk menjumlahkan pertigaan dari secangkir air, atau menggunakan jam untuk menjumlahkan perlimaan dari satu jam. Pastikan kamu membuktikan bahwa dua pecahan dijumlahkan mendapat hasil yang diharapkan.












Latihan 1
1.  Tuliskan ciri umum model pengajaran langsung!
2.  Kegiatan-kegiatan apakah yang perlu dilakukan guru dalam merencanakan program pembelajaran yang bercirikan pengajaran langsung?
3.  Jelaskan dengan singkat tahap-tahap  dalam suatu pengajaran langsung!
4.  Tuliskan prinsip umum pengembangan tes hasil belajar pada pengajaran langsung!
5. Selain contoh yang telah diberikan, berikanlah contoh lain dari materi matematika SMP yang sesuai diajarkan dengan model pengajaran langsung. Jelaskanlah alasan jawaban tersebut!
6.  Buatlah rencana pelajaran model pengajaran langsung sesuai dengan contoh yang diberikan pada butir 5.
8. Berdasarkan pemahaman pembelajaran kontekstual pada modul sebelumnya, prinsip CTL apa saja yang dapat dimunculkan pada model pengajaran langsung. 


Latihan 2
1.  Tuliskan ciri umum model pembelajaran kooperatif?
2.  Kegiatan-kegiatan apakah yang perlu dilakukan guru dalam merencanakan program pembelajaran kooperatif?
3.  Jelaskan dengan singkat tahap-tahap pembelajaran kooperatif?
4.  Jelaskan dengan singkat tahap-tahap pembelajaran kooperatif?
5. Bagaimana cara membentuk kelompok pada model pembelajaran  kooperatif?
6.   Bagaimana pedoman penilaian pada model pembelajaran kooperatif?
7.   Bagaimana sistem penghargaan pada model pembelajaran kooperatif?
8. Berdasarkan pemahaman pembelajaran kontekstual pada modul sebelumnya, prinsip CTL apa saja yang dapat dimunculkan pada model pembelajaran kooperatif.? 
9. Selain contoh yang telah diberikan, berikanlah contoh lain dari materi matematika SMP yang sesuai diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif. Jelaskanlah alasan dari jawaban Anda tersebut!
10.  Buatlah rencana pelajaran model pembelajaran kooperatif  sesuai dengan contoh yang diberikan pada butir 9!





Latihan 3
1.  Tuliskan ciri umum model pembelajaran berdasarkan masalah
2. Kegiatan-kegiatan apakah yang perlu dilakukan dalam merencanakan program pembelajaran yang bercirikan pembelajaran berdasarkan masalah?
3.  Jelaskan dengan singkat tahap-tahap pembelajaran berdasarkan masalah!
4.  Apa sajakah yang merupakan lingkungan belajar dan tugas manajemen dalam pembelajaran berdasarkan masalah?
5. Mengapa dalam pembelajaran berdasarkan masalah, siswa harus diajarkan agar dapat bekerja mandiri maupun bekerjasama?
6.  Mengapa etika perlu mendapatkan perhatian khusus di dalam pembelajaran berdasarkan masalah?
7.  Berdasarkan pemahaman pembelajaran kontekstual pada modul sebelumnya, prinsip CTL apa saja yang dapat dimunculkan pada model pembelajaran berdasarkan masalah. Jelaskan. 
9. Selain contoh yang telah diberikan, berikanlah contoh lain dari materi matematika SMP yang sesuai diajarkan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah. Jelaskanlah alasan jawaban tersebut!
10.  Buatlah rencana pelajaran model pembelajaran berdasarkan masalah yang  sesuai dengan contoh yang diberikan pada butir 9!


[1] Makalah disampaikan dalam kegiatan Workshop KBK Mata Pelajaran Matematika, Bhs. Indonesia dan Bhs. Inggris, Suku Dinas Pendidikan Dasar Kodya Jakarta Selatan, tanggal 11 – 12 Mei 2004 di SMK 57 Jakarta.

[2] Guru SMP Negeri 19, Pelatih Ilmu-ilmu Dasar Sains KBK, Instruktur PKLH.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More